Lompat ke konten

UNTUNG Pemerintah Tersus Menerus Tarik Utang di Awal Tahun

  • oleh
Kartu Kartu Prakerja Jokowi Tidak Akan Bebani Anggaran Negara
Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Untung Dari Pemerintah Menerus Tarik Utang di Awal Tahun

Untung Dari Pemerintah Menerus Tarik Utang di Awal Tahun liputan46 -Strategi penarikan utang pada awal tahun yang diterapkan pemerintah belum sejalan dengan strategi belanja sejumlah kementerian yang masih menumpuk di akhir tahun lalu. Akibatnya, total utang pemerintah di awal tahun membengkak.

Data Kementerian Keuangan mencatat bahwa posisi utang pemerintah per akhir Januari mencapai Rp4.498 triliun. Angka itu meningkat 13,64 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp3.958 triliun. Khusus pada tahun 2019, pemerintah telah menarik utang sebesar Rp122,5 triliun atau lebih tinggi 353,7 persen dibanding Januari tahun sebelumnya yakni Rp27 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kebijakan front loading tersebut memanfaatkan situasi pasar modal yang cukup kondusif. Di sisi lain, Sri Mulyani mengeluhkan bahwa Kementerian/Lembaga (K/L) masih gemar menumpuk belanja di akhir tahun. Kementerian Keuangan mencatat pada Desember 2018 seluruh K/L mencairkan 16 persen dari total APBN.

Jumlah pencairan di akhir tahun lebih tinggi yakni sebesar 20 persen. Kondisi ini berbanding terbalik dengan upaya Kementerian Keuangan yang berupaya menarik pembiayaan di awal tahun.

Untung Dari Pemerintah Menerus Tarik Utang di Awal Tahun


Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Ari Kuncoro menilai strategi pemerintah mengumpulkan pembiayaan di awal tahun sudah tepat. Pertimbangannya, kata Ari, kondisi pasar domestik maupun global yang cenderung stabil saat ini. ketidakpastian global masih membayangi pasar ke depan.

Dengan demikian, kondisi pasar yang cenderung stabil merupakan momentum emas untuk menghimpun pendanaan. Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemerintah dalam mengelola dana hasil front loading. Alih-alih menggerakkan ekonomi, utang yang didatangkan justru menimbulkan risiko jika tidak salah mengunakannya.

Pertama, kata Ari, pemerintah hendaknya menempatkan uang hasil front loading pada perbankan komersial, bukan di Bank Indonesia. Dengan demikian, uang tersebut bisa digunakan secara produktif ketimbang mengendap. Kedua, pemerintah harus cermat menentukan besaran front loadiang.

Dalam hal ini, perlu diperhitungkan penerimaan pajak yang masuk pada April setiap tahunnya. Utang yang ditarik jangan sampai berlebih lantaran ada imbal hasil (yield) yang harus dibayar pemerintah. Sebaliknya, utang yang dihimpun juga harus mencukupi belanja di awal tahun selagi penerimaan pajak belum terkumpul.

Bandar66 Terpercaya | Poker Online |BandarQ Terpercaya | DominoQQ Online


Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *