Lompat ke konten

Strategi Jokowi dan Prabowo Melakukan Kampanye di Dunia Maya

E-Goverment Dilan Jokowi Jangan Cuma Jadi Jargon
Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Strategi Jokowi dan Prabowo Melakukan Kampanye di Dunia Maya

Strategi Jokowi dan Prabowo Melakukan Kampanye – Liputan46.com – Ketika Calon Presiden Prabowo Subianto diidentikkan oleh lawan politiknya di dunia maya sebagai pemimpin otoriter.
Apa yang dilakukan tim media sosial atau buzzer pendukungnya?
Anthony Leong selaku Koordinator Relawan Prabowo-Sandi Digital Team (Pride), mengatakan untuk menjawab sebutan itu.
Tim media sosial menampilkan pidato Prabowo yang penuh canda di dunia maya.

Bisa googling, bagaimana guyonan Prabowo bisa memukau pendukungnya,” Ujar Anthony kepada Liputan46.com, Selasa 26 Maret 2019.
Anthony tak menampik publik masih mengidentifikasi Prabowo sebagai sosok otoriter.
Sehingga tim media sosial atau buzzer berupaya menampilkan New Prabowo yang lembut dan humanis.
Kita memberi edukasi ke publik untuk lebih tahu rekam jejak calon pemimpin,” Ujarnya.

Strategi Jokowi dan Prabowo Melakukan Kampanye

Langkah yang sama juga dilakukan ketika beredar informasi penolakan publik di sejumlah daerah terhadap calon Wakil Presiden Sandiaga Uno.
Anthony dan timnya menampilkan gambaran atau video di jejaring sosial yang memperlihatkan Sandy menebar senyum dan menyalami mereka yang menolak.
Anthony mengklaim strategi tim medsos Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi lebih banyak mengusung isu eknonomi dan tidak menggunakan isu SARA.

Tentang siapa yang dilibatkan dalam tim buzzer kubunya, Anthony menyatakan kebanyakan melibatkan apa yang disebutnya kalangan “akar rumput” yang diklaimnya “makin banyak”.

Apa perbedaan strategi buzzer kubu Jokowi dan Prabowo?

Ismail Fahmi selaku Pengamat media sosial, menandai apa yang disebutnya sebagai perbedaan kubu Jokowi-Prabowo dalam menggerakkan buzzer di media sosial.
Kubu Jokowi, menurut Ismail, bermain sangat terstruktur serta mempunyai banyak tim yang tersebar di kelompok relawan.

Ada tim Cakra, ada tim Bravo, Gojo, Projo, dan lain-lain, mereka bekerja sendiri dengan pendanaan sendiri.
Goalnya mempromosikan Jokowi,” katanya kepada Arin Swandari untuk Liputan46.com, Selasa 26 Maret 2019.
Mereka, kata Ismail, bekerja professional dan penuh perencanaan.
Makanya kadang-kadang isunya sangat bagus, (Capres) 01 terstruktur, meme-nya bagus, selalu ada video, infografisnya bagus” katanya.

Sementara, kubu Prabowo, menurutnya, memilliki tim internal BPN yang bertugas menyebarkan informasi resmi.
Tapi di luar itu ada tim besar banget, yang mereka bergerak berdasarkan isu sporadis yang muncul saat itu,” tutur Ismail.

Ia mencontohkan isu Bukalapak yang langsung disambut para buzzer 02 dengan sangat sigap.
Hanya dalam hitungan menit, tokoh mereka misalnya, Raja Purwa, influencer dan Buzzer sekaligus,
Itu dengan sendirinya akan diikuti secara tak terstruktur oleh (pendukung 02) mereka tinggal follow, retweet saja,” Tuturnya.

SAKONG ONLINE | POKER ONLINE | AGEN CAPSA | BANDARQ ONLINE

Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *