Lompat ke konten

Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi Peringatan Dini Cegah DBD

  • oleh
Anies Baswedan Tenggapi Saran dari Ahok Soal Banjir di Jakarta
Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi Peringatan Dini Cegah DBD

Jika Tetap Dieksekusi Kejari Depok Buni Yani Akan Kooperatif liputan46 – BPihak DKI Jakarta mengeluarkan aplikasi berbasis Android yang dinamakan dengan DBDKlim. Aplikasi ini bisa memberikan peringatan dini dari penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) berbasis iklim yang telah bekerjasama pada BMKG.

Widyastuti selaku Kepala Dinas Kesehatan DKI menuturkan bahwa DBDKlim memadukan data dari rumah sakit milik Dinkes DKI terhadap pemodelan cuaca milik BMKG. Melalui data ini dapat diprediksi dua bulan ke depan bagaimana dengan gambaran kelembaban di DKI yang akan berimplikasi dari peningkatan kasus (DBD), ucap Widyastuti saat dijumpai di Balai Kota Jakarta.

Karena untuk peningkatan curah hujan serta kelembaban udara berkolerasi pada suburnya perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Widyastuti menuturkan jika aplikasi DBDKlim tersebut bukan untuk mencegah persebaran kasus DBD di Jakarta. Aplikasi tersebut menjadi sebuah bagian dari langkah promotif dan preventif dari Pemprov DKI atas kasus DBD.

Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi Peringatan Dini Cegah DBD


Ini menjadi bentuk kewaspadaan dini dari sejumlah faktor, salah satunya dari iklim. Bukan cuma aplikasi DBDKlim, Pemprov DKI pun meluncurkan aplikasi E-Jiwa dan Jak-Track. E-Jiwa adalah aplikasi berbasis android yang dapat melakukan deteksi dini karena masalah kejiwaan seseorang. Sementara Jak-Track adalah aplikasi untuk melakukan tracking maupuj pelacakan baik data, kemajuan, laporan, bahkan capaian karena program penanggulangan HIV/AIDS di DKI Jakarta.

Widyastuti menjelaskan jika aplikasi E-Jiwa mulanya diinisiasi oleh Puskesmas Kecamatan Cilandak. Adanya aplikasi tersebut, petugas kesehatan dapat langsung turun ke lapangan dalam mengindentifikasi dari rumah ke rumah agar dapat memeriksa kesehatan jiwa seseorang. Nantinya, jika dijumpai ada masalah dapat dilakukan pendampingan sampai yang bersangkutan sembuh.

Lalu untuk aplikasi Jak-Track, menurut Widyastuti merupakan bentuk inovasi Dinkes dalam mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi serta pelayanan terkait HIV AIDS. Adanya layanan mobile online diharapkan semakin banyak lagi warga yang dapat dijangkau untuk pendampingan maupun terapi.

Sementara itu, Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta menyatakan ketiga aplikasi tersebut merupakan bentuk inovasi dalam bidang kesehatan yang diharapkan akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi kesehatan. Masalah kesehatan di Jakarta ini memerlukan berbagai solusi yang baru.

AGEN CAPSA | BANDARQ ONLINE |DOMINOQQ | KEYWORD4


Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *