Lompat ke konten

Oknum FPI Persekusi Jurnalis di Munajat 212

  • oleh
Oknum FPI Persekusi Jurnalis di Munajat 212
Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Oknum FPI Persekusi Jurnalis di Munajat 212

Oknum FPI Persekusi Jurnalis di Munajat 212liputan46 – Aliansi Jurnalis Independen atau AJI Jakarta mengecam keras tentang tindakan intimidasi dan juga kekerasan yang dilakukan massa yang menggunakan atribut Front Pembela Islam atau FPI terhadap beberapa jurnalis yang sedang liputan Malam Munajat 212 di kawasan Monas.

Ketua AJI Jakarta Asnil Bambani Amri mendesak aparat kepolisian untuk segera menangkap para pelaku dan juga diadili di pengadilan hingga mendapatkan hukuman seberat-beratnya. Selain itu, Asnil mengimbau masyarakat agar tak melakukan intimidasi, persekusi dan juga kekerasan bagi jurnalis yang sedang liputan. Asnil juga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas dalam kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis sebelumnya.

Lebih lanjut, Asnil menjelaskan kronologi aksi intimidasi terhadap beberapa pewarta yang didapatkan dari koordinator Liputan, Joni Aswira yang memang sedang berada di lokasi kejadian pada Malam Munajat 212.

Malam tersebut, belasan jurnalis dari berbagai media berkumpul di sekitar pintu masuk VIP, di dekat panggung acara. Mereka menanti sejumlah narasumber yang datang untuk dapat diwawancarai. Kamera jurnalis CNN Indonesia pada saat itu cukup mencolok sehingga menjadi bahan buruan beberapa orang.

Oknum FPI Persekusi Jurnalis di Munajat 212


Kamera jurnalis CNN Indonesia pada saat itu cukup mencolok sehingga menjadi bahan buruan beberapa orang. Massa yang mengerubungi bertambah banyak dan tidak terkendali. Beberapa orang membentak dan juga memaksa jurnalis untuk menghapus gambar kericuhan yang sempat terekam beberapa detik.

Pada saat sedang menghapus gambar, Joni mendengar ucapan bernada intimidasi dari arah massa. “Kalian dari media mana? Dibayar berapa?”, “Kalau rekam yang bagus-bagus aja, yang jelek enggak usah!” Nasib serupa juga dialami oleh wartawan Detikcom. Pada saat sedang merekam, dia dipiting oleh seseorang yang ingin menghapus gambar. Namun, dia tidak mau menyerahkan ponselnya.

Massa kemudian menggiring wartawan Detikcom tersebut ke dalam tenda VIP sendirian. Meski telah mengaku sebagai wartawan, mereka tetap tidak peduli jika dirinya wartwan. Di sana, dia juga dipukul dan dicakar, selain dipaksa jongkok di tengah kepungan belasan orang.

Namun akhirnya ponsel wartawan tersebut diambil paksa. Semua foto dan juga video di ponsel tersebut dihapus. Bahkan aplikasi WhatsApp pun turut dihapus. Usai kejadian itu, korban langsung melapor ke Polres Jakarta Pusat dan langsung melakukan visum.

Bandar66 Terpercaya | Poker Online |BandarQ Terpercaya | DominoQQ Online


Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *