Moeldoko Meminta Semua Pihak Tak Cari Gara-gara TNI

Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Moeldoko Meminta Semua Pihak Tak Cari Gara-gara TNI

Meminta Semua Pihak Tak Cari Gara-gara TNI  liputan46 – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta sagar emua pihak tidak mencari percara k dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Moeldoko juga meminta tidak mencari popularitas dengan melontarkan berbagai kritik terkait wacana penempatan anggota militer aktif di jabatan sipil.

Sejumlah aktivis pro demokrasi mengkritik rencana penempatan anggota TNI aktif ke jabatan sipil karena dikhawatirkan memunculkan kembali dwifungsi ABRI. Moeldoko mentampaikan tersebut merespons kritik Robertus Robet menyoal potensi kebangkitan dwifungsi ABRI. Pada Saat aksi Kamisan 28 Februari lalu, Robet mengkritik rencana menempatkan anggota militer aktif di institusi sipil.

Dia menyebut rencana tersebut dapat membangkitkan lagi dwifungsi ABRI di era Orde Baru. Robet melantunkan kritik dan nyanyian yang menyindir ABRI era Orde Baru. Ia sempat ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dengan dugaan penghinaan terhadap penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia karena orasinya tersebut.

Pada saat ini Robet telah dibebaskan penyidik Polri usai menjalani pemeriksaan. Moeldoko mengatakan bahwa TNI telah melakukan reformasi internal setelah Orde Baru di bawah kekuasaan Presiden ke-2 RI Soeharto tumbang.

Moeldoko Meminta Semua Pihak Tak Cari Gara-gara TNI


Menurut dirinya, tiga hal yang diubah antara lain; perubahan struktur, doktrin, dan kultur. Reformasi struktur dikatakan Moeldoko dilakukan dengan menghapus bidang sosial politik. Kemudian perihal doktrin kini merujuk pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta fokus pada pertahanan dan keamanan.

Selanjutnya terkait kultur, kata Moeldoko, TNI melakukan pembenahan agar lebih dekat kepada rakyat. Moeldoko menyebut saat ini pun dikenal istilah ‘bersama rakyat, TNI kuat’. Selain itu, kata dia, TNI juga membuat program ‘TNI’ mendegar.

Mantan Panglima TNI itu menyadari pada era Orde Baru TNI menjadi sasaran kritik para aktivis. Moeldoko mengatakan seiring terjadinya reformasi, TNI telah melakukan perubahan, seperti tak boleh terlibat politik praktis hingga menjalankan bisnis. Pensiunan jenderal bintang empat tersebut lantas meminta semua pihak tidak melihat TNI hari ini dari sudut pandang masa lalu.

Moeldoko mengaku turut terlibat dalam pembenahan di internal TNI. Ia memastikan tidak akan ada dwifungsi di era reformasi ini. Terkait dengan penempatan militer aktif ke jabatan publik, Moeldoko menyebut hal tersebut masih sebatas wacana dan belum diputuskan. Menurut dia, militer aktif boleh menempati jabatan sipil saat ini bila merujuk Pasal 47 UU TNI.

Bandar66 Terpercaya | Poker Online |BandarQ Terpercaya | DominoQQ Online


Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *