Lompat ke konten

BPN Sebut Rakyat Ingin Pemilu Jurdil Terkait #IndonesiaCallsObserver

Tim relawan IT BPN Sebut ada 9 Ribu Kesalahan Input di Situng KPU
Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

BPN Sebut Rakyat Ingin Pemilu Jurdil Terkait #IndonesiaCallsObserver

BPN Sebut Rakyat Ingin Pemilu Jurdil Terkait #IndonesiaCallsObserver — Liputan46.com — Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengatakan #IndonesiaCallsObserver merupakan aspirasi masyarakat yang ingin Pemilu 2019 berjalan jujur, adil, dan berkualitas.

Menurut dia, tagar tersebut ramai di media sosial karena masyarakat melihat indikasi keterlibatan sejumlah institusi yang seharusnya bersikap netral dalam pemilu kali ini.

“[#IndonesiaCallsObserver] itu inisiatif masyarakat yang ingin pemilu ini berjalan jujur, adil, dan berkualitas,” kata Andre kepada Liputan46.com, Selasa (26/3).

Andre mengatakan, #IndonesiaCallsObserver mirip seperti #WasitJanganIkutKompetisi yang juga sempat ramai di media sosial beberapa waktu lalu.

Politikus Partai Gerindra itu berpendapat kedua tagar tersebut lahir dari kekhawatiran masyarakat setelah melihat langkah sejumlah institusi yang bermain di lapangan jelang Pemilu 2019.

“Jadi masyarakat berinisiatif untuk menggaungkan tagar itu, intinya rakyat minta wasit jangan ikut kompetisi,” ucap Andre.

BPN Sebut Rakyat Ingin Pemilu Jurdil Terkait #IndonesiaCallsObserver

Berangkat dari itu, dia mengingatkan semua pihak yang seharusnya bersikap netral agar tidak ikut berkompetisi di Pemilu 2019. Menurut dia, institusi yang seharusnya bersikap netral tersebut akan berhadapan dengan rakyat bila ikut bermain di Pemilu 2019.

“Rakyat tidak diam, rakyat melihat, rakyat menyaksikan. Kalau curang tidak netral, rakyat pasti akan menentukan pilihan,” tuturnya.

Lebih jauh, Andre mendukung para pemantau pemilu dari luar negeri untuk ikut serta dalam memantau penyelenggaraan Pemilu 2019 di Indonesia pada 17 April 2019 mendatang.

Ia meminta Bawaslu untuk meregistrasi seluruh pihak yang akan ikut memantau Pemilu 2019.

“Kalau asing mau jadi pengawas itu diperbolehkan silakan saja hadir, tapi tentu harus diregistrasi sama Bawaslu,” ucap dia.

Tagar #IndonesiaCallsObserver memuncaki trending topic di Twitter pada Senin (25/3). Tagar ini diisi berbagai cuitan meminta pemantau internasional ikut memantau Pemilu 2019 karena penyelenggara pemilu dinilai tidak independen.

Pemilu 2019 sendiri digelar pada 17 April 2019. Untuk pertama kalinya, Indonesia menyerentakkan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif. Tercatat ada 192.828.520 orang pemilih di DPT Pemilu 2019.

KPU sendiri telah menyampaikan responsnya terhadap fenomena ini. Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi menyebutkan selama ini pihaknya telah mengundang pemantau pemilu dari luar negara. Setidaknya, pemantau asing yang ikut mengamati proses pemilu Indonesia itu berasal dari 33 negara.

“Kita mengundang penyelenggara pemilu (setingkat KPU) dari 33 negara, perwakilan kedutaan negara-negara sahabat 33 negara, dan LSM/ pemantau internasional 11 lembaga,” kata Pramono, Senin (25/3).

Selain itu, KPU juga telah bekerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan pemantauan proses Pemilu 2019.

SAKONG ONLINE | POKER ONLINE | AGEN CAPSABANDARQ

Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *