Analis Politik: Sikap dan Posisi Politik Pak Jokowi Sudah tepat
Analis Politik: Sikap dan Posisi Politik Pak Jokowi Sudah tepat – Wacana penambahan masa jabatan presiden melalui amendemen konstitusi merupakan ide ngawur dan a-historis.
Pengalaman pahit di bawah rezim orde lama dan orde baru sudah lebih dari cukup untuk tidak bermain-main dengan wacana semacam ini.
Prinsip dasarnya kekuasaan itu harus dibatasi dan diawasi karena kekuasaan punya kecenderungan menyeleweng dan menyimpang.
Pengawasan dan pembatasan adalah harga mati jika kita tidak ingin masuk ke dalam lubang yang sama “rezim otoriter” masa lalu.
Kata Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting kepada wartawan, Rabu (4/12).
Analis Politik: Sikap dan Posisi Politik Pak Jokowi Sudah tepat
Menurut Pangi, Presiden Jokowi sudah menjelaskan soal sikap politik dan posisinya secara tegas dan jujur bahwa beliau menolak dengan keras ide ini, wacana presiden tiga periode.
Beliau (Jokowi, red) tampak tidak happy dengan elite yang cari muka. Saya pikir, sikap dan posisi politik pak Jokowi sudah tepat.
Sikap politiknya yang secara terbuka menolak keras wacana penambahan masa jabatan presiden, bahkan amendemen kelima pun akan beliau tolak.
Jelascasino Agen Judi Online Casino Slot Bola Togel Terpercaya
Agen Judi Bola Terjelas | Agen Judi Bola Terpercaya | Agen Casino Terpercaya | Agen Bola Teraman
Karena berpotensi merembes ke pasal-pasal lain yang tidak mencerminkan jati diri bangsa sebagai bangsa demokratis seperti pemilihan presiden via MPR.
Penambahan masa jabatan presiden dan seterusnya. Oleh karena itu, Pangi menganggap wajar jika pak Jokowi sedikit meradang, karena pak Jokowi paling dirugikan dengan mencuatnya wacana ini. Menurutnya.
Presiden tidak cukup hanya dengan mengeluarkan pernyataan resmi, namun juga harus mengonsolidasi kekuatan politik di bawah koalisi pemerintahan.
Jika tidak, sikap presiden akan cenderung dianggap tidak konsisten dan menyimpan motif tertentu.
Lebih lanjut, Pangi menilai ide penambahan masa jabatan presiden tidak punya urgensi sama sekali. Usulan ini adalah upaya “cari muka” dari pendukung di lingkaran (inner circle) presiden untuk mencari perhatian.
Namun di sisi lain ulah politisi “caper” ini telah menampar muka dan mempermalukan presiden Jokowi. Oleh karena itu, kata dia, ide semacam ini harus segera di-diskualifikasi dari wacana dan perbincangan publik untuk masuk ke dalam amendemen konstitusi.
judi Capsa Susun, Bandar Poker, Bandar Q, Adu Q dan Domino Online Terpercaya di Indonesia
Poker Online Terpercaya | Poker Online Terjelas | Bandar Ceme Online | Bandar Domino Online
Share Liputan46 Ke Sosmed Anda.